loading...

clik here

Cpx24.com CPM Program

Menu Makan Prajurit Jaman Dulu Pada Kondisi Darurat

Apa yang biasanya dimakan prajurit jaman dulu? jawabannya tentu tergantung dari kondisi keuangan negara atau kerajaannya. pada masa damai yang berkecukupan biasanya prajurit di barak makan sama baiknya atau terkadang lebih bergizi daripada masyarakat perkotaan atau pedesaan. namun ketika menemui masa sulit seperti pada masa perang semua prajurit di berbagai bangsa dan peradaban punya satu jenis makanan andalan yang sama. 
cara masak bubur gruel
Gruel alias bubur encer yang jadi menu andalan

Gruel, semacam bubur tapi dengan kandungan air yang jauh lebih tinggi. begitu encer sampai tidak perlu di happ tapi di glek saja bisa.

Bubur encer ini tercatatkan dalam sejarah sebagai menu yang paling bisa diandalkan oleh pasukan bangsa manapun untuk menghadapi kekurangan pangan atau tipisnya perbekalan. dengan mencampur bijian cereal seperti gandum (oat & wheat), tepung rye, beras, jagung, dsb-nya dengan air yang banyak maka bahan makanan yang berjumlah sedikit bisa dimasak untuk mencukupi banyak orang. walaupun tentunya soal rasa gak perlu ditanya.

Tidak hanya soal remeh, tambahan kuantitas yang hanya berupa  air tetap mampu mengusir rasa lapar. peran psikologi bermain dimana prajurit merasa sudah makan karena adanya gerakan menguyah yang membuat mekanisme tubuh menjadi rileks dan santai, tidak tegang atau emosian yang biasanya menemani rasa lapar.
semangkuk bubur militer gruel
Banyak variasi rasa, bisa manis, asin ataupun gurih tergantung dari bahan-bahannya

Dari sudut pandang militer adanya gruel jelas menguntungkan karena persediaan atau perbekalan militer bisa dihemat. hal ini berguna dalam suatu operasi militer yang masih tidak diketahui kapan akan berakhir sedangkan jaminan pasokan logistik dari garis belakang tidak selalu tiba tepat waktu.

Keuntungan lainnya adalah, lauk yang juga tersedia dalam jumlah kecil bisa dimasak bersamaan dengan gruel sehingga tidak perlu terjadi masalah karena pembagian lauk yang terlalu kecil atau sedikit. bayangkan saja apabila hanya ada sepotong keju sebesar piring yang harus dibagi untuk ratusan orang, mau dipotong setipis apapun belum tentu bisa kebagian semua.

Belum lagi apabila hanya ada jatah sekerat daging per hari untuk makan seluruh pasukan yang membuat pembagian tidak akan adil merata. kalaupun bisa berpotensi memicu keributan atau penurunan moral karena prajurit melihat kecilnya lauk yang mereka terima. dengan gruel semua lauk yang ada seperti keju, daging, lemak binatang, kacang-kacangan, susu, sayuran akan dimasak bersamaan seperti halnya sup sehingga terkesan lebih adil.
japan gruel
Bubur gruel yang sama juga dikenal dalam sejarah Jepang

Pada masa perang yang berkepanjangan semangkul gruel adalah satu-satunya hal yang ada di meja makan atau mangkuk prajurit. hal ini terjadi secara luas, baik di romawi-eropa, sebagian asia meliputi kekaisaran china hingga keshogunan-jepang.

Perbedaan terjadi di wilayah mesopotamia karena kelangkaan air di sebagian wilayah. untuk yang kesulitan air biasanya lebih mudah membuat roti tradisional dengan lauk seadanya. tidak selalu merugikan, iklim kering atau tandus yang rendah kelembaban membuat roti dan bahan makanan lainnya menjadi lebih awet sehingga lebih memudahkan dari segi logistik atau perbekalan.

Soal roti pasukan romawi pun memiliki keahlian serupa untuk memenuhi kebutuhan makanan tiap prajurit. setiap legiuner dibekali panggangan roti dan penggilingan kecil bersama serta oven portable untuk membuat roti sendiri-sendiri. namun gruel tetap menjadi makanan yang lebih bisa diandalkan karena paling mudah dibuat dan disediakan dalam jumlah besar oleh sejumlah kecil regu pemasak.
memanggang roti romawi
Cara prajurit romawi memanggang roti

Pada peradaban jepang kebiasaan mengkonsumsi gruel masih berlangsung sampai dengan masa sebelum restorasi meiji. hampir setiap hari prajurit rendahan mengkonsumsi gruel bahkan pada masa damai dengan sedikit lauk seperti acar, lobak dan sayuran lain. unik pada peradaban jepang secara terbalik para samurai justru sengaja menyimpan stok beras atau nasi putih untuk situasi khusus seperti perang.

Jadi berbeda dengan bangsa lainnya bubur atau gruel di Jepang justru dikonsumsi pada masa damai dan nasi putih justru diusahakan tersedia ketika perang. alasannya adalah karena para samurai percaya kalau makan nasi akan membuat personilnya menjadi lebih kuat bertenaga. hal ini terjadi karena masalah logistik di kepulauan Jepang relatif lebih mudah daripada di belahan dunia lainnya.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menu Makan Prajurit Jaman Dulu Pada Kondisi Darurat"

Post a Comment